Senin, 07 Februari 2011

Tauhid

Mukarrom  /  at  00.27  /  No comments



Tauhid menurut etimologi ialah: menjadikan sesuatu menjadi satu, sedangkan menurut termonologi ialah: ilmu yang mana dengan ilmu tersebut, bisa diketahui sesuatu yang wajib, mustahil dan yang jawaz kepada Allah dan Rasul-rasul Allah(1).
 
Hakekat tauhid itu sendiri ialah: pemurnian kepada allah, yaitu: menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekwen, dengan menaati segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya, dengan penuh rasa rendah hati, cinta, harap dan takut kepadanya. Untuk inilah manusia diciptakan Allah. 


Sesungguhnya, misi para rasul adalah untuk menegakkan tauhid dalam pengertian tersebut, mulai rasul pertama hingga rasul terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw (Lihat Al-Qur’an 16:36, 21:25, 7:59, 65, 78, 85 dll). Tauhid bukan sekedar mengenal dan dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalh Allah, bukan sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan) Allah dan wahdaniyyahnya (keesaan) Allah, dan bukan pula sekedar mengenal asma’ dan sifatnya. Iblis mempercayai bahwa tuhannya adalah Allah, bahkan mengakui keesaan dan kemahakuaasaan Allah dengan permintaannya kepada Allah melalui asma’ dan sifatnya. Kaum jahiliyah kuno yang dihadapi Rasululloh saw juga meyakini bahwa tuhan pencipta, pengatur pemelihara dan penguasa alam semesta adalah Allah (lihat al-qur’an 38:82, 31:25, 23:84-89). Namun, kepercayaan dan keyakinannya mereka itu belum menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat Muslim, yang beriman kepada Allah swt. Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid harus menjadi landasan setiap amal yang dilakukannya. Hanya amal yang dilandasi dengan tauhidlah, menurut tuntunan islam, yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti. Allah ta’ala berfirman:
من عمل صالحا من ذكر أو أنثي وهو مؤمن فلنحيينه حيوة طيبة ولنجزينه أجرهم بأحسن ماكانوا يعملون: النحل 97
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.An-Nahl. 97.
Berdasarkan pada pentingnya peranan tauhid dalam kehidupan manusia, maka wajib bagi setiap muslim mempelajarinya.
Allah ta’ala berfirman:
يأيهاالناس اعبدوا ربكم الذي خلقكم والذين من قبلكم لعلكم تتقون: البقرة 21
Artinya: Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa Al-Baqoroh 2.
 
Ayat ini menunjukkan bahwa seorang muslim dan muslimah haruslah bertauhid (mengesakan Allah), maka untuk bertauhid (mengesakan Allah) maka haruslah bagi muslim dan muslimah mempelajari ilmu tauhid, karena dalam tafsir jalalain halaman 5 makatabah Al-Hidayah Surabaya Indonesia, tafsiran dari اعبدوا ini adalah (وَحِّدُوْا ) yaitu: menyatukan Allah swt, yang telah menciptakan kita dan orang-orang sebelum kita, dan juga menurut keterangan yang berada dalam kitab Durusul aqoid juz III, halaman7, Karangan Imam Abd.Rahman bin Segaf bin Husain As-Segaf Al-Alawi Al-Husaini As-Syafi’I Al-As’ari, hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardu Ain, baik bagi laki-laki maupun perempuan(2). Dalam ayat diatas Allah memerintahkan kita menyembah atau bertauhid kepadanya, tujuannya ialah: supaya kita menjadi orang yang bertaqwa.



Abd.Rahman bin Segaf bin Husain As-Segaf Al-Alawi Al-Husaini As-Syafi’I Al-As’ari Durusul Aqoid Addiniyyah/Halaman VI/ juz III Maktabah Muhammad bin Ahmad Nabhan Wa awladuhu Surabaya Indonesia.
Ibid halaman 7

Share
Posted in: Posted on: Senin, 07 Februari 2011

0 komentar:

Blog Archive

Labels

Profil

Foto saya
Alumni PP. Al-Khoirot Karangsuko Pagelaran Malang, dan Sekarang menjadi Mahasiswa Ibnu Sina Kepanjen, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Copyright © 2014 MUKARROM. Alumni PP. Al-Khoirot Malang | Konsultasi Syariah Islam FB-Q Facebook
Blog Q. Proudly Powered by Blogger.