1. Hindari berpura-pura menjadi orang lain yang anda anggap akan disukai oleh orang yang anda sukai. Menjadi orang lain untuk menjaga image atau jaim tidak selamanya menyenangkan karena mungkin akan menyiksa batin anda.
2. Hati seorang wanita bisa didapatkan seorang pria dengan berbagai cara. Wanita yang memiliki kualitas yang baik dari segi fisik maupun intelektual akan lebih sukar ditaklukkan dibandingkan yang memiliki jasmani dan rohani yang biasa-biasa saja, apalagi yang rohaninya jelek (naudzu billah).
3. Tidak selalu yang tampak baik di mata adalah yang terbaik. Maka, sebenarnya tidak ada cinta pada pandangan pertama. Yang ada hanya rasa suka. Cinta menurut pengenalan (nikah) yang lebih dalam. Pemahaman karakter, pola pikir, latar belakang, dan budaya pasangan kita. Cinta selalu menuntut harga.
4. Pernikahan adalah keputusan penting dalam hidup. Maka, mestinya harus dipertimbangkan masak-masak. Karena, begitu melangkah masuk ke dalamnya, tidak ada kesempatan kedua. Point of no return.
5. Sebuah kalimat atau pesan kerap tidak sama artinya bila diungkapkan dalam konteks yang berbeda. Maka, jangan terlalu cepat bereaksi (tersinggung) bila kita mendengar kata-kata seseorang. Lihat (tabayyun) dulu konteksnya, dalam rangka apa kalimat atau pesan itu diucapkan.
6. Harta memang menyilaukan, sampai kerap membuat orang lupa daratan, lupa etika, lupa moral. Seolah apapun terbeli dengan uang, terjawab dengan materi. Relasi pernikahan yang semata didasarkan materi (fisik) adalah relasi yang timpang. Pernikahan merupakan gabungan antara cinta kasih, tanggung jawab, dan komitmen.
7. Sebagian besar masalah yang timbul disebabkan oleh diri kita senrdiri. Entah karena ketidaksabaran, kecerobohan, kesombongan, bahkan juga karena kepanikan dan kekuatiran berlebihan. Intinya, jangan mempersulit diri sendiri.
8. Kata-kata memiliki kekuatan positif untuk membangun, menghibur, dan menenangkan. Tapi juga memiliki kekuatan negatif yang berdampak sebaliknya. Jadi, pintar-pintarlah menggunakan dan mengarahkan kekuatannya.
9. Jangan jadikan keinginan, hasrat, dan nafsu sebagai raja atas kita; mengusasi dan mengendalikan kita. Sebaliknya, usahakan kendali selalu ada di tangan kita. Sehingga kitalah yang menyetirnya ke arah yang terbaik menurut kita.
10. Segala sesuatu kalau sudah kebiasaan memang sulit diubah. Maka, hati-hati dengan perilaku buruk. Jangan dibiasakan. Sebelum jadi kebiasaan, jauhilah!
11. Pernikahan tak hanya hidup berdua bersama pasangan. Lebih jauh dari itu kita juga “mengikatkan diri” pada keluarga, latar belakang, kebudayaan, dan kebiasaan pasangan.
12. Memang pernikahan tidak melulu cerita indah, kerap juga kisah sedih dan air mata. Maka, sebelum melangkah lebih jauh, persiapkanlah sebaik mungkin. Buka mata lebar-lebar. Kalau sudah nikah ya, tutup mata rapat-rapat.
13. Hidup pernikahan adalah menyatukan dua pribadi yang berbeda. Termasuk berbeda pola pikirnya. Maka, dibutuhkan waktu untk saling memahami, saling mempelajari. Dan, waktu yang dibutuhkan untuk itu adalah seumur hidup kita.
14. Kalau yang cari adalah “Mr/Mrs Right (terbaik)”, maka kita tidak akan menemukannya. Mungkin lebih baik adalah mulai berupaya menjadi “Mr/Mrs Right” bagi pasangan kita.
15. Jangan menilai seseorang hanya dari apa yang terlihat mata, karena bisa saja itu bukan keadaan sebenarnya. Hanya polesan. Hanya kemasan. Hanya kosmetik. Untuk menutupi kekurangan dan kelemahan, bahkan kesalahan.
16. Hidup pernikahan sungguh penuh warna. Merah, kuning, hijau. Ops, kok jadi kayak pelangi. Tapi betul loh. Hidup pernikahan tuh penuh pernak dan pernik. Ada lucu, ada ga lucu. Ada tragedi, ada komedi, ada suka, ada duka. Ada tawa, ada air mata. Tinggal kita mau fokus ke yang mana. Dengan resiko ditanggung sendiri.
0 komentar: