Senin, 07 Februari 2011

Abdullah bin Mas`ud

Mukarrom  /  at  01.22  /  No comments



Namanya adalah Abu Abdir Rahman Abdullah bin Mas`ud bin Ghofil al-Hadzali, tapi terkadang dipanggil dengan panggilan Ibnu Ummi Abdin yang dinisbatkan kepada ibunya, ia temasuk sebagian orang yang pertama kali masuk Islam. Ia berkata: “Anda pasti tahu bahwa saya termasuk yang keenam dari enam orang yang pertama kali masuk Islam, yang mana diwaktu itu tidak ada seorang muslimpun di muka bumi ini kecuali kami ber enam”.


Dia adalah orang yang pertama kali yang berani membaca al-Qur`an dengan keras hingga terdengar oleh orang-orang Quraisy, awalnya ia hijrah ke Habsyah kemudian ke Madinah. Dia ikut dalam peperangan Badar maupun perang Uhud, dia orang yang telah membunuh Abu Jahal waktu perang Badar. Dia termasuk orang yang oleh Rasulullah dijamin masuk surga, karena loyalitas dan besarnya pengabdian kepada Rasulullah saw. Dia pemegang siwak Rasul, alat bersuci, dan terompak (alas kaki) Beliau, ketika Beliau berdiri, dia yang memasangkan dan melepaskan terompak beliau kemudian dia letakkan pada lengannya ketika Beliau duduk, dia selalu berjalan didepan Rasulullah, yang menutupi Rasul ketika Beliau sedang mandi, membangunkanNya dari tidur ketika tiba waktu untuk bangun, dia satu-satunya sahabat yang bebas keluar masuk kediaman Rasulullah tanpa harus berhijab, hingga sebagian sahabat mengiranya termasuk kerabat dekat Rasulullah.
Dalam hadits Bukhori Muslim, yang datangnya dari Abi Musa Al-Asy`ari, ia berkata “ketika pertama kali saya bersama saudara saya datang dari Yaman, dan tinggal di Madinah, kami tidak menganggap Ibnu Mas`ud kecuali termasuk sebagai Ahlil bait (keluarga) Rasulullah saw, karena seringnya ia dan Ibunya keluar masuk kediaman Rasulullah saw. Sehingga kami bertanya kepada Hudzaifah, “tolong beri tahu kami, siapakah orang yang paling dekat dengan Rasulullah yang bisa menjadi jalan, penunjuk sekaligus petunjuk kepada kami yang datang dari Beliau saw. Hudzaifah menjawab ”tidak seorangpun yang aku ketahui yang pantas untuk hal tersebut selain Ibnu Ummi Abd.

Para sahabat Rasulullah saw dari golongan penghafal al-Qur`an yaqin (tahu) bahwa IbnuUmmi Abd adalah perantara yang paling dekat dengan Allah. Uqbah bin Amir berkata “tidak pernah aku temui seorangpun yang lebih alim tentang apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad (al-Qur`an) selain Abdullah (Ibnu Mas`ud, pen.).
Abu Musa berkata “jika Anda berbicara tentang dia (Ibnu Mas`ud, pen.) secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa “dia orang bisa mendengar apa yang tidak bisa kita dengar, orang yang bisa memasuki tempat yang tidak bisa kita masuki. Dan shohih (benar) apa yang dia katakan bahwa “aku menerima dari lisan Rasulullah saw, 70 surat al-Qur`an dan 884 hadits, 64 hadits disepakati Bukhori Muslim (muttafaq alaih), 21 hadits shohih versi Imam Bukhori secara individu dan 65 hadits shohih versi Imam Muslim. Masih menurut Abu Musa “Ibnu Mas`ud termasuk sahabat yang paling cerdik dalam berfatwa, dan pakar dalam ilmu Al-Qur`an dan Fiqih. Pernyataan tersebut juga didukung oleh pernyataan Sayyidina Umar dalam suratnya kepada penduduk Kufah, ketika mengutus Ibnu Mas`ud ke Kufah. Surat tersebut berbunyi: “Aku mengutus Ammar bin Yasir sebgai Amir, dan Ibnu Mas`ud sebagai pengajar sekaligus Gubernur. Mereka berdua adalah sahabat-sahabt Mulia Rasulullah saw, dalam perang Badar, oleh karena itu jadikanlah dia pemimpin kalian, patuhi dan dengarkan semua perintahnya. Dan aku jadikan Abdullah sebagai penggantiku untuk kalian”.

Ibnu Mas`ud berdomisili di Kufah, dia menjadi rujukan bagi Ahli hadits dan Fiqih, sebagai mu`allim, qodli, sekaligus pendiri Thariqat bagi penduduk Kufah. Dan sebagian dari cara berpikir Sayyidina Umar, yang merupakan paling nampak dari cara berpikir Ibnu Mas`ud, adalah menggunakan pendapat (ijtihad) sendiri apabila tidak ada Nash (al-qur`an dan Hadits). Dan orang yang belajar tentang Tharikat kepada Ibnu Mas`ud adalah Alqomah bin Qais an-Nukho`i. Kemudian dilanjutkan oleh Ibrahim An-Nukho`I yang belajar kepada Alqomah. Ibrahim adalah guru Hammad bin Abi Sulaiman, sedangkan Hammad adalah guru Abu Hanifah.
Ibnu Mas`ud kembali dari Kufah ke Madinah pada akhir hidupnya, dan beliau wafat di Madinah pada tahun 32 Hijriyah.

Oleh: Syamsul Arifin
Santri: PP. Al-Khoirot

Share
Posted in: Posted on: Senin, 07 Februari 2011

0 komentar:

Blog Archive

Labels

Profil

Foto saya
Alumni PP. Al-Khoirot Karangsuko Pagelaran Malang, dan Sekarang menjadi Mahasiswa Ibnu Sina Kepanjen, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Copyright © 2014 MUKARROM. Alumni PP. Al-Khoirot Malang | Konsultasi Syariah Islam FB-Q Facebook
Blog Q. Proudly Powered by Blogger.