Senin, 07 Februari 2011

Keutamaan Diam

Mukarrom  /  at  14.34  /  No comments


الصُّمْتُ زَيْنٌ لِلْعاَلِم ِوَسِتْرٌ لِلْجَاهِلِ (رواه أبو الشيخ محرز بن زهير الأسلامى)
Artinya: Diam itu hiasan bagi orang alim dan menjadi penutup bagi orang bodoh (H.R. Abu Syaikh Mihraz bin Zahair Al-Aslami)

Yang dimaksud diam di hadits ini ialah diam dari bicara sesuatu yang tidak ada manfaatnya, tapi perlu di garis bawahi, bahwa bukan semua diam itu baik, ada diam yang tidak baik, diantaranya ialah: diam dari sesuatu yang hak, karena perumpamaan orang yang diam dari hak, yaitu seperti syaitan yang bisu. Kenapa diam kok menjadi hiasan bagi orang alim dan menjadi penutup bagi orang bodoh? Karena diam dapat menambah kewibawaan, yang hal ini bertanda adanya ilmu. Sesungguhnya orang-orang yang bodoh itu tidak akan diketahui kebodohannya jika ia tidak banyak bicara. Sampai-sampai diantra salah satu sahabat Nabi ada yang lisannya dikasih kerikil agar ia tidak banyak bicara.

Dalam riwayat lain yang diriwayatkan oleh imam Tabrani dari ibnu Umar bahwa Nabi SAW Bersabda: Barang siapa yang banyak bicaranya maka banyak kesalahannya dan barang siapa yang banyak kesalahannya maka banyak dosanya, dan barang siapa yang banyak dosanya maka nerakalah tempat yang pantas baginya.
Ibrahim An-Nakha’i ra berkata: sesungguhnya orang-orang sebelum kalian itu celaka lantaran tiga perkara:
1. Banyak bicara
2. Banyak makan
3. Banyak tidur


Oleh: M. Toha
Santri: PP. Al-Khoirot
Email: toha@alkhoirot.com

Share
Posted in: Posted on: Senin, 07 Februari 2011

0 komentar:

Blog Archive

Labels

Profil

Foto saya
Alumni PP. Al-Khoirot Karangsuko Pagelaran Malang, dan Sekarang menjadi Mahasiswa Ibnu Sina Kepanjen, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Copyright © 2014 MUKARROM. Alumni PP. Al-Khoirot Malang | Konsultasi Syariah Islam FB-Q Facebook
Blog Q. Proudly Powered by Blogger.