PENGERTIAN IDUL FITRI
Dengan berdasarkan hadits yang diriwyatkan oleh imam Bukhori di atas tersebut telah jelas bahwa salah satu obyek ialah: harus melalui iman dan berbuat kebajikan, sebagai jembatan untuk mencapai ke fitroh. Dalam artian tanpa ada dosa yang pernah kita lakukan kepada sang khaliq (sang pencipta). sungguhpun kita tidak menyangka jika akhirnya kita mempunyai dosa-dosa kepada manusia, yang harus kita selesaikan dengan cara halal bihalal, yang hal demikian ini biasanya dilakukan ketika tiba saatnya momen yang sangat indah, dan momen ini bukan digunakan untuk memperindah pakaian dan kendaraan, akan tetapi menambah keto’atan, yang di kenal dengan hari Raya Idul Fitri.
Arti idul fitri menurut bahasa yaitu terdiri dari lafadz “Aidul” yang berarti kembali, dan lafadz “Fitri” yang berarti suci. Jadi pengertian idul fitri adalah kembali kepada kesucian.
Setelah satu bulan penuh orang-orang Islam melakukan ibadah puasa dengan ketaqwaan maka orang islam memasuki hari kemenangan dan hari yang penuh dengan kebahagiaan pada hari itu orang-orang islam kembali ke fitroh lagi sebagaimana bayi yang baru dilahirkan seperti halnya selembar kertas putih tanpa ada noda, hari tersebut adalah “HARI RAYA IDUL FITRI”. Hal ini berhubungan erat dengan hadits nabi yang artinya: “barang siapa berpuasa di bulan romadon dengan penuh iman dan berbuat kebajikan maka baginya diampuni semua dosa-dosanya yang telah diperbuat” (H.R.Bukhari). yang dimaksud diampuni dosa-dosanya tersebut adalah dosa kecil. Seperti melihat orang yang bukan mahramnya dan lain-lain.
Dengan berdasarkan hadits yang diriwyatkan oleh imam Bukhori di atas tersebut telah jelas bahwa salah satu obyek ialah: harus melalui iman dan berbuat kebajikan, sebagai jembatan untuk mencapai ke fitroh. Dalam artian tanpa ada dosa yang pernah kita lakukan kepada sang khaliq (sang pencipta). sungguhpun kita tidak menyangka jika akhirnya kita mempunyai dosa-dosa kepada manusia, yang harus kita selesaikan dengan cara halal bihalal, yang hal demikian ini biasanya dilakukan ketika tiba saatnya momen yang sangat indah, dan momen ini bukan digunakan untuk memperindah pakaian dan kendaraan, akan tetapi menambah keto’atan, yang di kenal dengan hari Raya Idul Fitri.
Dan dihari ini pula kita diharamkan berpuasa, karena di hari raya ini saatnya kita merayakan hari kemenangan, setelah membentang selama satu bulan penuh melaksanakan rukun Islam yang perinsip, yaitu rukun Islam yang ketiga. Untuk menambah keto’atan kita masih mempunyai puasa sunnah yang pahalanya membadingi puasa satu tahun, meskipun puasa sunnah tersebut Cuma dilaksanakan hanya dengan enam hari, yaitu puasa di bulan Syawal di hari kedua, setelah merayakan hari kemenangan. Dari Abu Hurairah ra. Nabi bersabda: yang artinya: “orang yang puasa satu bulan penuh pada bulan Ramadhan lalu ditambah enam hari Syawal, maka berarti sama dengan puasa selama setahun”.
TRADISI BERSILATURROHMI
Bertamu adalah tradisi yang telah lama berakar di berbagai bangsa. Saling berkunjung kerumah menjadi salah satu ciri sosial peradaban manusia, yang terus dipertahankan hingga saat ini. Oleh perkembangan zaman bertamu tidak di anggap efektif lagi. Untuk sekadar mengetahui kabar, cukup dilakukan melalui telfon, sms, dan teknologi komunikasi lainnya, yang kian lama kian memberi banyak kemudahan. “wujud” kita hadir dengan segenggam telfon selular, tanpa kita harus datang. Tapi semua itu tidak bisa menggantikan kebiasaan bersilaturrohmi. Dan di kesempatan Idul Fitri atau lebaran, tradisi silaturrohmi dalam bentuk bertamu, bertandang kerumah orang tua, kerabat, saudara dan teman, tetap dilakukan. Kurang afdhol (kurang utama) rasanya jika Idul Fitri tidak di sertai dengan silaturrohmi. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bertandang secara fisik ke kediaman sesama. Apakah itu saudara, tetangga, atau teman. Allah menyediakan pahala bagi mereka yang datang bertamu dan bagi mereka yang menyambut tamu. Rumah yang banyak di datang tamu membuat pintu berkah Allah. Menghormat tamu juga merupakan bukti keimanan. Rasul bersabda : “Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya”. (H.R.Bukhari Muslim) wajah berseri, berpenampilan rapi, memberi jamuan atau hidangan yang baik, memberikan yang terbaik untuk tamu, ikhlas melayani, mengenal tamu (apabila kita tidak mengenalnya) dan menanyakan kesukaannya adalah salah satu wujud kita memuliakan para tamu. Mudah-mudahan hari raya tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang bisa menjadikan kita insan yang lebih baik dari tahun-tahun yang sebelumnya. Aamin.
Bertamu adalah tradisi yang telah lama berakar di berbagai bangsa. Saling berkunjung kerumah menjadi salah satu ciri sosial peradaban manusia, yang terus dipertahankan hingga saat ini. Oleh perkembangan zaman bertamu tidak di anggap efektif lagi. Untuk sekadar mengetahui kabar, cukup dilakukan melalui telfon, sms, dan teknologi komunikasi lainnya, yang kian lama kian memberi banyak kemudahan. “wujud” kita hadir dengan segenggam telfon selular, tanpa kita harus datang. Tapi semua itu tidak bisa menggantikan kebiasaan bersilaturrohmi. Dan di kesempatan Idul Fitri atau lebaran, tradisi silaturrohmi dalam bentuk bertamu, bertandang kerumah orang tua, kerabat, saudara dan teman, tetap dilakukan. Kurang afdhol (kurang utama) rasanya jika Idul Fitri tidak di sertai dengan silaturrohmi. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bertandang secara fisik ke kediaman sesama. Apakah itu saudara, tetangga, atau teman. Allah menyediakan pahala bagi mereka yang datang bertamu dan bagi mereka yang menyambut tamu. Rumah yang banyak di datang tamu membuat pintu berkah Allah. Menghormat tamu juga merupakan bukti keimanan. Rasul bersabda : “Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya”. (H.R.Bukhari Muslim) wajah berseri, berpenampilan rapi, memberi jamuan atau hidangan yang baik, memberikan yang terbaik untuk tamu, ikhlas melayani, mengenal tamu (apabila kita tidak mengenalnya) dan menanyakan kesukaannya adalah salah satu wujud kita memuliakan para tamu. Mudah-mudahan hari raya tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang bisa menjadikan kita insan yang lebih baik dari tahun-tahun yang sebelumnya. Aamin.
0 komentar: