CINTA YANG TERPENDAM
Di saat mentari menyinari siang dan embun pagi membasahi tanaman, itulah waktunya Roni dan Maya menyiapkan diri untuk berangkat sekolah. Roni dan Maya adalah siswa SMA yang mulai kecil memang selalu bersama, baik ketika sekolah ataupun bermain. Setiap hari mereka selalu bersama, mereka seperti kakak dan adik, kegembiraan selalu terpancar di wajah mereka, seakan-akan tidak pernah menemukan kesusahan disetiap harinya, mereka baerasal dari desa Harjokuncaran Sumber Manjing Wetan. Setiap hari Roni dan Maya selalu bersama jika berangkat sekolah, mereka meggunakan sepeda motor untuk sarana perjalanan mereka. Tak terasa sudah tiga tahun Roni dan Maya menjadi siswa SMA, artinya mereka sebentar lagi akan melaksanakan ujian akhir nasional, ketika ujian akhir nasional belum sampai, mereka sudah mempunyai angan-angan mau kemana mereka akan menuruskan kuliah, Maya mempunyai keinginan kuliah di Universitas Islam Malang sedangkan Roni ingin kuliah di Universitas Kanjuruhan Malang. Ketika mereka benar-benar menghadapi ujian akhir dan berakhir dengan kelulusan yang sempurna mereka akhirnya memutuskan untuk kuliah, Roni yang awalnya ingin kuliah di Universitas Kanjuruhan akhirnya membatalkan untuk kuliah di sana dengan alasan tidak ingin berpisah dengan Maya temannya semenjak kecil. Ketika memasuki bangku kuliah, Roni dan Maya banyak menemukan teman baru yang lebih menyenangkan dari pada ketika ia masih duduk di bangku SMA.
Mereka berdua mengambil jurusan Matematika, karena mereka dari dulu memang menyukai bidang ini. Beberapa bulan mereka menjalani kuliah, lama kelamaan Maya mulai ingin mempunyai pacar, hal ini diuangkapkan maya kepada Roni karena hanya Roni lah teman Maya yang selalu mendampinginya ketika ia mau kemanapun. Maya mengunkapkannya kepada Roni dengan penuh gurau "Roni aku ingin punya pacar nih, bisa bantu cariin pacar aku nggak”?, dengan wajah ceriah dan penuh semangat. ia saya uahakan, jawab Roni dengan nada keberatan, karena Roni mulai bangku SMA sudah menyimpan rasa cinta kepada Maya, tapi Roni malu untuk mengutarakannya, karena merasa terlalu dekat dengan Maya sehingga Roni tidak enak apabila mengutarakan cintanya sama si Maya. Melihat wajah Roni yang kayaknya tidak seperti biasanya, Maya bertanya kepada Roni, kenapa wajah kamu Ron? Panggilan si Roni. Enggak aku gak papa kok emangnya kenapa kok kamu bertanya seperti itu? Emangnya ada apa? Enggak tingkahmu tu tidak seperti biasanya, kamu sakit ya? Enggak aku gak kenapa-napa jawab roni sambil tersenyum, berusaha menyimpan kecemburuannya karena si Maya ingin mempunyai pacar, sedangkan Roni sangat menyimpan perasaan cinta terhadap Maya. Hari kehari, Maya kemudian bertemu seorang pemuda tampan asal Sukorame Dampit yang namanya Fadli, Fadli adalah lelaki tampan dan kaya. Maya dan Fadli bertemu karena mereka waktu itu sama-sama membeli buku di toko Baya’kub Malang, waktu itu Maya bersama si Roni, melihat orang tampan dan berpakaian mewah mata Maya spontan menjadi biru, sebiru langit yang terang benderang, tanpa malu-malu si Maya lalu menyapa si Fadli: ”mas cari apa?” Tanya Maya, ”cari buku mba’ jawab Fadli. ”Mba’ sendiri cari apa”? Sama,, aku juga cari buku sambil melihat wajah si Fadli yang tampan. Melihat Maya dan Fadli saling menyapa, Roni langsung mengajak Maya pulang, karena Roni tidak mampu melihat Maya mempunyai perasaan cinta kepada orang lain. Lalu Maya dan Roni pulang, di perjalanan Maya mengungkapkan perasaan kegmbiraannya karena bertemu dengan lelaki yang sangat tampan dan dia ingin menjadi pacarnya si Fadli yang ia kenal di toko buku itu. Melihat keseriusan Maya, Roni bertanya pada Maya, ”kamu yakin ingin menjadi pacarnya lelaki yang kita temui di toko buku tadi”? Ia lah aku suka banget cowok tadi, tolong bantu aku untuk mendapatkan dia ya”? ”Jawab Maya”. Ia aku bantu, yang penting kamu bahagia aku juga bahagia, jawab Roni dengan nada berat hati. Gitu dong kamu memang teman yang sangat setia Ron. ”Kamu itu kalau ada maunya ada aja yang mau diomongkan”, jawab si Roni dengan senyuman berat. Ketika Roni dan Maya berangkat kuliah menggunakan sepeda motor, ketika di tengah jalan Fadli yang menggunakan Mobil Kijang Inova berwarna hitam melihat Maya dibonceng Roni, lalu Fadli menghidupkan klaksonnya dan menghentikan mobilnya, lalu turun dari mobil untuk menemui Maya. Kamu kan cewek yang kemarin bertemu dengan saya di toko buku kan? Tanya Fadli. Iya mas, mas mau kemana? Tanya Maya. ”Aku mau jalan-jalan aja, mau ikut aku”? Mendengar tawaran Fadli Maya tidak berpikir panjang dan sampai lupa sama kuliahnya, sampai dia menyuruh Roni berangkat sendirian ke Kampus. Melihat tingkah Maya yang seperti itu Roni langsung gerah dan mengatakan pada Maya ”hati-hati ya”? Iya lah aku kan sudah besar, tenang aja aku bisa menjaga diri kok. Maya dan Fadli saling cerita dengan penuh mesra, beda halnya dengan Roni ia menangis merintih sambil mengendarai sepdanya, sampai dia hampir mau nabrak seorang yang menyebrang jalan. Sampai di kampus Roni mengikuti pelajaran dengan wajah cemberut, melihat wajah Roni seperti itu salah seorang teman kampusnya yang bernama Musa’i bertanya kepadanya: kenapa kamu Ron, kok gak seperti biasa? Roni yang tidak bisa lagi menahan perasaannya menceritakan semua apa yang ada di dalam hatinya kepada Musa’i, mendengar semua cerita yang diceritakan oleh Roni, Musa’i terharu dan mengatakan kepada Roni. kamu sabar ya?. Setelah mata pelajaran kuliah selesai Roni pulang sendirian tanpa didampingi Maya yang biasanya selalu setia kemanapun mereka pergi. Di tengah perjalanan Roni frustasi karena, orang yang ia cintai pergi dengan Fadli. Di sepanjang perjalanan Roni mengebut dan tidak memikirkan keselamatan akan dirinya. Ketika Roni hendak sampai di Pasar Sumbermanjing Wetan Roni bertabrakan dengan Truk, karena truk dan kendaraan Roni sama-sama kencang maka kendaraan Roni hancur dan Roni pun menghembuskan nafas terakhirnya. Ketika Maya dan Fadli pulang dari perjalanan setiba di rumahnya Maya mendengar bahwa Roni meninggal dunia akibat tabrakan, mendengar berita itu Maya langsung kerumah Roni setibanya di rumah Roni Maya langsung pingsan tak sadarkan diri, satu jam kira-kira Maya pingsan, ketika ia siuman Musa’i yang juga hadir di rumah Roni menceritakan kepada Maya bahwa Roni sangat mencintai Maya tapi Roni takut untuk mengungkapnya karena alasan sudah terlalu akrab dengan Maya. Mendengar cerita dari Musa’i Maya langsung meneteskan air mata dan memegang mayat Roni dan ia berkata ”kenapa kamu tidak katakan dari dulu Ron?” apa kata daya nasi sudah menjadi bubur tidak bisa Roni hidup di dunia ini untuk kedua kalinya. Sekarang tinggalah kenangan indah bersama Roni diwaktu kecil dan penyesalan yang sulit untuk diobati.Sekian
Cinta Ibarat Kentut Ditahan bikin sakit Prut
Di keluarkan bikin ribut
0 komentar: