Bahasa Arab
adalah sebuah bahasa sematik yang muncul dari daerah yang sekarang wilayah Arab
Saudi. Bahasa arab adalah bahasa yang terbesar dari segi penutur dalam keluarga
bahasa semitik. Bahasa arab berkerabat dekat dengan bahasa Ibrani dan Aram.
Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam,
sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan
bahasa Eropa. Semasa abad pertengahan, bahasa Arab juga merupakan alat utama
budaya, terutamanya dalam sains, matematika, dan filsafat, yang menyebabkan
banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kata dari bahasa Arab.
Bahasa Arab
adalah bahasa yang mulia dan istimewa. Bahasa Arab telah dipilih Allah SWT
sebagai bahasa kitabnya, seperti yang telah difirmankan oleh Allah SWT: “Sesungguhnya
kami menjadikan Al-Qur’an dalam bahasa Arab supaya kalian memahaminya”[1]
Ibnu Katsir
menafsirkan ayat di atas “ yang demikian itu (bahwasannya Al-Qur’an diturunkan
dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas,
luas dan maknanya lebih mengena dan lebih cocok untuk jiwa manusia.[2] Oleh
karena itu kitab yang paling mulia (Al-Qur’an) diturunkan kepada rasul yang
paling mulia (Rasulullah saw) dengan bahasa termulia (bahasa Arab) melalui
perantara malaikat paling mulia (Malaikat Jibril) ditambah kitab inipun
diturunkan pada dataran yang paling mulia (tanah Arab) serta awal turunnya pun
pada bulan paling mulia (bulan Ramdhan) sehingga Al-Qur’an sempurna dari segala
sisi.
Bahasa Arab
memang sebuah bahasa yang istimewa, sehingga Allah berkenan berbicara kepada
umat manusia dengan bahasa Arab lewat Al-Qur’an. Padahal Al-Qur’an bukan hanya
ditunjukkan kepada bangsa Arab saja, melainkan untuk seluruh umat manusia
sepanjang zama.
Allah bukan
tidak tahu bahwa manusia mempunyai ribuah jenis bahasa yang berbeda. Namun
Allah telah menetapkan bahwa ada satu bahasa yang digunakannya untuk memberi
petunjuk buat milyarab manusia, yaitu bahasa Arab. Sebelum nabi Muhammad SAW
diutus, Allah berebicara kepada umat manusia dengan menggunakan bahasa
masing-masing. Sebagai mana firmannya: “Kami tidak mengutus seorang Rasul
pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan
terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang ia kehendaki, dan
memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki. Dan dialah Tuhan yang maha
kuasa dan maha bijaksana”[3]
Khusus untuk
nabi yang terakhir (nabi terakhir itu benar-benar nabi yang diutus untuk
terakhir kalinya. Artinya tidak akan ada nabi lagi meski hari kiamat masih
jauh), Allah swt telah menetapkan kebijakan sendiri, yaitu memilih satu bahasa
yaitu bahasa Arab sebagai bahasanya.
Allah SWT juga
telah menetapkan bahwa cara manusia berkomunikasi dengan-Nua lewat ibadah
Shalat dengan menggunakan bahasa Arab. Shalat tidak sah ketika tidak
menggunakan bahasa Arab, dan sengaja Allah menetapkan bahwa Shalat kepada-Nya
hanya boleh menggunakan bahasa Arab saja.
Ketika agama
islam disyiarkan keseluruh penjuru dunia, para sahabat, tabi’in dan generasi
selanjutnya juga konsekuen menggunakan bahasa Arab. Bahkan kitab-kitab yang
ditulis para ulama’ diseluruh penjuru dunia tetap menggunakan bahasa Arab.
Meskipun ulama’ itu bukan keturunan Arab dan tidak lahir dinegeri Arab. Namun
bahasa Arab telah dijadikan bahasa yang menyatukan dunia Islam. Sehingga bahasa
yang digunakan oleh umat Islam pun juga bahasa Arab.
Imam
Syafi’i rahimahullah berkata:
فَعَلَي كُلِّ مُسْلِمٍ اَنْ يَتَعَلَّمَ مِنْ
لِسَانِ الْعَرَبِ مَا بَلَغَهُ جُهْدَهُ يَشْهَد ُاَنْ لا إله الا الله وانَّ
محمدا عبدُه ورسُولُه وَيَتْلُوا بِه كِتابَ
الله
“Maka wajib atas
setiap muslim untuk mempelajari bahasa Arab
sekuat kemampuannya. Sehingga dia bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan nabi Muhammad adalah hamba
dan utusan-Nya, dan dengannya bisa membaca kitabullah” [4]
Banyak motivasi
baik dari hadits maupun perkataan ulama’ tentang pentingnya mempelajari bahasa
Arab. Antatara lain:
تَعَلَّمُوا العربيةَ وعلِّمُوها الناسَ.
حديث شريف
“Belajarlah
bahasa Arab dan ajarkanlah pada Manusia” Hadits Syarif
أَحِبُّوا الْعَرَبَ لِثلَاثٍ: لأنِّي عَرَبِيٌّ
والقرانُ عربي وكلامُ أهلِ الجنَّةِ في الجنَّةِ عربي
“Cintailah bangsa Arab
karena tiga hal: karena aku (nabi) orang Arab, Al-Qur’an berbahasa Arab, dan
penghuni surga juga berbicara dengan bahasa Arab (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi)
Umar bin
Khattab berkata:
تَعلموا العربيةَ فإنها مِنْ دِيْنكُم
“ Pelajarilah Bahasa
Arab, karena sesungguhnya bahasa Arab itu termasuk bagian dari agama kalian”
As-Suyuti rahimahullah
menegaskan:
وَلا شَكَّ أنَّ عِلمَ اللغةِ مِنَ الدينِ
لأنه مِنَ الفرُوْضِ الكِفَايَاِت وَبِهِ تُعْرَفُ مَعاني ألفاظِ القرأنِ والسُّنَّةِ
“
Tiada keraguan sedikitpun bahwa ilmu bahasa Arab termasuk bagian dari agama
Islam, karena mempelajarinya termasuk fardu kifayah, dan dengannya dapat
diketahui makna lafadz-lafadz Al-Qur’an dan As-Sunnah”[5]
Dari keterangan
di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang mulia dan istimewa,
kita tidak akan bisa memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman yang yang benar dan selamat
(dari penyelewengan) kecuali dengan
bekal bahasa Arab. Menyepel;ekan bahasa Arab akan mengakibatkan lemah
dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap berbagai permaslahan agama.
[1]. QS.
Yusuf : 2.
[2] لِأنَّ لُغَةَ الْعَرَبِ أَفَصحً اللغَاتِ وَأبْيَنُهَا
وَأَوْسَعُهَا َوأَكْثَرُهَا تَأْدِيَةً للمَعَانِي التِي تُقَوِّمُ بِالنُّفُوْسِ
[3] QS. Ibrahim: 4
[4].
Ar-Risalah, 1/48
[5].
Al-Muzhir, hal. 302
0 komentar: